II.1.1 Pendekatan
Terintegrasi
Pendekatan terintegrasi digunakan untuk
mengembangkan arus kas netto untuk altenatif proyek terpilih. Kita akan
mempergunakan istilah proyek menurut pekerjaan yang merupakan subjek analisis.
Pendekatan terintegrasi ini termasuk tiga komponen dasar,yaitu:
1. Struktur
Perincian Kerja (WBS = Work Breakdown Structure). WBS merupakan teknik
untuk mendefinisikar secara eksplisit, pada tingkat kesuksesan yang rinci,
elemen-elemen kerja proyek dan hubungan-hubungan antar mereka (kadang-kadang
disebut struktur elemen kerja).
2. Struktur
biaya dan penghasilan (klasifikasi). Penggambaran kategori dan elemen
biaya dan penghasilan yang akan diperkirakan dalam mengembangan arus kas.
3. Teknik-teknik
perkiraan (model). Model-model matematik terseleksi dipergunakan untuk
memperkirakan biaya dan penghasilan mendatang selama periode analisis.
Ketiga komponen dasar tersebut, bersama dengan langkah-langkah
prosedural terintegrasi, memberikan pendekatan terorganisasi untuk
mengembangkan arus kas untuk alternatif-alternatif.
Pendekatan integrasikan dimulai dengan
deskripsi proyek dalam istilah WBS. Proyek WBS dipergunakan untuk menjelaskan
proyek dan tiap karakteristik lainnya yang direfleksikan dalam biaya dan
penghasilan akan datang yang diperkirakan untuk alternatif tersebut (arus kas
netto). Untuk memperkirakan biaya dan penghasilan akan datang untuk suatu
alternatif, perspektif (sudut pandang) dari arus kas haruslah disusun. Selain
itu, kita juga harus mendefinisikan garis dasar perkiraan dan periode analisis.
Pada umumnya, arus kas dikembangkan dari sudut pandang si pemilik modal.
Arus kas netto untuk suatu alternatif
menyatakan apa yang diperkirakan terjadi pada biaya dan penghasilan mendatang
dari sudut pandang yang dipergunakan. Kemudian, perubahan yang diperkirakan
dalam biaya dan penghasilan tersebut dihubungkan dengan alternatif yang relatif
terhadap garis dasar secara konsisten juga dipergunakan untuk seluruh
alternatif yang akan diperbandingkan. Garis dasar ini dapat didefinisikan dan
diaplikasikan dalam 2 cara, yaitu :
1. Cara
pertama adalah dengan pendekatan penghasilan dan biaya total. Maksudnya adalah
alternatif tanpa perubahan dimasukkan secara eksplisit dalam kumpulan
alternatif dan biaya-biaya serta penghasilan-penghasilan total. Jika ketika
pendekatan garis dasar biaya dan penghasilan total dipergunakan, maka arus kas
netto untuk alternatif tanpa perubahan menyatakan biaya-biaya dan
penghasilan-penghasilan yang diproyeksikan dari alternatif terpilih lainnya
yang diperkirakan.
2. Cara
kedua adalah dengan pendekatan differensial. Pada pendekatan ini, arus kas
untuk alternatif tanpa perubahan didefinisikan sebagai nol, baik merupakan
salah satu atau tidak dari alternatif-alternatif yang dipilih. Arus kas untuk
tiap alternatif terpilih lainnya kemudian menyatakan perubahan-perubahan yang diperkirakan
dalam biaya dan perhasilan relatif terhadap keadaan sekarang.
Jika pendekatan garis dasar perkiraan yang
digunakan dalam kajian, maka pendekatan itulah yang harus digunakan secara
konsisten untuk seluruh alternatif. Kesalah yang sering dilakukan adalah
kesalahan mempergunakan kedua definisi garis dasar ketika mengembangkan arus
kas individual. Contohnya adalah pendekatan penghasilan dan biaya total yang
seharusnya dipergunakan pada biaya perawatan perkiraan untuk alternatif yang
tak berubah, tetapi pada alternatif lainnya, biaya-biaya ini seharusnya
diperkirakan dengan mempergunakan perbedaan-perbedaan dari operasi-operasi saat
ini.
II.1.1.1 Struktur
Perincian Kerja (WBS)
Teknik ini merupakan alat dasar dalam
manajemen proyek dan alat bantu yang penting dalam studi ekonomi teknik. WBS
berlaku sebagai kerangka kerja untuk mendefinisikan seluruh elemen-elemen kerja
proyek dan hubungan-huburìgan antar mereka, mengumpulkan dan mengorganisasikan
informasi, mengembangkan data biaya dan penghasilan yang relevan dan
mengintegrasikan aktivitas-aktivitas manajemen proyek. Jika WBS tidak ada dan
proyek merupakan ukuran yang layak, maka langkah pertama dalam mempersiapkan
arus kas untuk altematif-alternatif, sebaiknya dengan mengembangkan salah satu.
WBS penting dalam memastikan inklusi dari
seluruh elemen-elemen kerja, mengeliminasi duplikasi dan tumpang tindih antara
elemen-elemen kerja, menghindari aktivitas-aktivitas tak berhubungan dan
melindungi kesalahan-kesalahan lain yang dapat masuk ke dalam kajian. Kamus
deskripsi WBS sering kali dipersiapkan untuk proyek-proyek besar untuk
memastikan bahwa tiap elemen kerja dalam hierarki didefinisikan secara unik.
Gambar 1 menunjukkan diagram tipikal dari struktur perincian kerja
empat tingkat. Struktur dikembangkan dari bagian teratas (tingkat proyek) ke
bagian bawah dalam tingkatan detil yang berurutan.
Gambar 1. Diagram WBS
Proyek
dibagi menjadi elemen-elemen kerja utamanya (Tingkat 2). Elemen- elemen utama
tersebut kemudian dibagi untuk mengembangkan tingkat 3, dan seterusnya.
Contohnya adalah sebuah mobil (tingkat pertama dari WBS) dapat dibagi menjadi
komponen-komponen tingkat 2, seperti chasis, unit penggerak, dan sistem
kelistrikan. Kemudian komponen tingkat 2 ini dapat dibagi lagi ke elemen-elemen
tingkat 3, misalnya unit penggerak dapat dibagi menjadi mesin, transmisi, dan
diferensial. Proses ini dilanjutkan hingga rincian diinginkan dari definisi dan
deskripsi proyek atau sistem dicapai.
Skema penomoran yang berbeda dapat
dipergunakan. Tujuan dari penomoran adalah untuk menunjukkan hubungan antara
elemen-elemen kerja dalam hierarki dan untuk memberikan manipulasi dan integrasi
data. Gambar 1 merupakan formal alfa numeric. Skema lain yang dapat
dipergunakan adalah numeric seluruhnya. Contohnya:
· Tingkat
1 : 1 – 0
· Tingkat
2 : 1-1, 1-2, 1-3
· Tingkat
3 : 1-1-1, 1-1-2, 1-2-1, dan seterusnya
Karakter
lain dari proyek WBS adalah sebagai berikut ini :
1. Elemen-elemen
kerja, fungsional (misalnya, perencanaan), dan fisik (misalnya pondasi)
dimasukkan didalamnya.
a. Elemen-elemen kerja
fungsional yang tipikal adalah pendukung bersifat logistic, manajemen proyek,
pemasaran, engineering, dan integrasi sistem.
b. Elemen-elemen kerja fisik
adalah bagian-bagian yang membuat struktur, produk, bagian peralatan, sistem
persenjataan, atau barang serupa. Mereka memerlukan tenaga kerja, material, dan
sumber-sumber lainnya untuk menghasilkan atau membangun.
2. Persayaran-persayaran
kandungan dan sumber untuk elemen kerja adalah jumlah dari aktivitas dan
sumber-sumber dari subelemen terkait dibawahnya.
3. Proyek
WBS biasanya termasuk elemen-elemen kerja berulang (misalnya perawatan) dan
tidak berulang (misalnya konstruksi awal).
II.1.1.2 Struktur Biaya dan Penghasilan
Komponen dasar ke dua dari pendekatan
terintegrasi untuk pengembangan arus kas adalah struktur biaya dan
penghasilan. Struktur ini dipergunakan untuk mengindentifikasi dan
mengkategorikan biaya dan penghasilan diperlukan untuk dimasukkan dalam
analisis.
a. Pemakaian Konsep
Siklus-Umur dan WBS.
Siklus umur dibagi menjadi dua periode waktu
umum: fasa akuisisi dan fasa operasi. Konsep dimulai dengan identifikasi awal
dari kebutuhan atau keinginan ekonomi (persyaratan) dan diakhiri dengan
pembayaran atau penyelesaian. Jadi, dinginkan untuk mencakup seluruh biaya dan
penghasilan sekarang dan akan datang.
Konsep siklus-umur dan WBS merupakan bantuan
penting dalam pengembangan struktur biaya dan penghasilan untuk suatu proyek.
Siklus umur mendefinisikan periode waktu maksimum dan menetapkan batasan elemen
biaya dan penghasilan yang diperlukan untuk dipertimbangkan dalam pengembangan
arus kas. WBS memusatkan usaha analis pada elemen-elemen kerja fungsional dan
fisik spesifik, dan juga pada biaya dan penghasilan yang berhubungan dengannya.
Secara ideal, periode kajian untuk proyek
adalah siklus umur dari produk, struktur, sistem dan pelayanan yang terlibat.
Hal ini memberikan seluruh biaya dan pendapatan yang relevan, baik sekarang dan
akan datang, untuk dipertimbangkan secara penuh dalam pembuatan keputusan.
Juga, periode kajian ini memungkinkan pertukaran secara eksplisit antara
biaya-biaya awal selama fasa akuisisi dan seluruh biaya dan penghasilan
berikuthya selama fasa operasi dalam menganalisa beberapa alternatif.
b. Perkiraan
Diperlukan Untuk Studi Ekonomi Teknik Tipikal
Sumber kesalahan paling serius dalam
mengembangkan arus kas adalah pengabaian kategori-kategori penting dari biaya
dan penghasilan. Struktur biaya dan penghasilan, dipersiapkan dalam bentuk
tabel atau daftar, merupakan cara yang baik dari perlindungan kesalahan serupa.
Kedekatan secara teknis dengan proyek merupakan hal penting dalam memastikan
ketidaklengkapan struktur, sebagaimana mempergunakan konsep siklus umur dan WBS
untuk persiapannya.
Berikut adalah daftar singkat dari beberapa
kategori biaya dan penghasilan yang secara tipikal diperlukan dalam kajian
ekonomi teknik, bersama dengan suatu diskusi bagaimana perkiraan seharusnya
dicapai:
1. Investasi
modal terdiri dari dua kategori pokok:
Ø Investasi modal tetap,
seperti untuk kajian kelayakan, desain dan engineering, pembelian dan perbaikan
tanah, bangunan, peralatan, instalasi, pengeluaran-pengeluaran untuk promosi
dan hukum, dan biaya-biaya permulaan.
Ø Modal kerja, seperti untuk
inventori, rekening diterima, tunai untuk upah, material, dan rekening lain
yang terbayar. Modal kerja adalah dana berputar yang diperlukan untuk
mendapatkan proyek yang dimulai dan mempertemukan obligasi berikutnya. Secara
normal, dianggap bahwa sebagian atau seluruh modal kerja dapat dikembalikan
pada akhir umur proyek.
2. Biaya
tenaga kerja merupakan fungsi dari tingkat ketrampilan, pasokan tenaga
kerja dan waktu diperlukan. Standar untuk jumlah normal dari output per jam
tenaga kerja telah dikembangkan untuk beberapa kelas kerja. Waktu standar yang
dikombinasikan dengan rata-rata upah diharapkan memberikan perkiraan biaya
tenaga kerja yang masuk akal untuk pekerjaan-pekerjaan berulang.
3. Biaya
material tergantung pada situasi proyek atau operasi; sebagai contoh
suatu output dari operasi A dapat merupakan input untuk operasi B. Biaya
material adalah biaya yang dihubungkan dengan substansi-substansi fisik yang
akan dikerjakan atau ditransformasikan.
4. Biaya
perawatan adalah biaya rutin yang diperlukan untuk pemeltharaan properti
dan perubahan-perubahan kecil yang diperlukan untuk pemakaiannya yang lebih
efisien. Biaya perawatan cenderung bertambah seiring umur dari aset.
5. Pajak
properti dan asuransi biasanya dinyatakan sebagai prosentase tahunan
dari investasi modal dalam perbandingan ekonomis.
6. Biaya
kwalitas (dan sisa) tergantung dari tipe produk dan hubungannya dengan
standar kwalitas, sama halnya terhadap kemampuan dari tenaga kerja, waktu
belajar dan kemungkinan kerja ulang.
7. Biaya
overhead adalah biaya-biaya yang tidak dapat dikenakan secara tepat
dan praktis terhadap produk atau jasa utama, dan sehingga secara normal dibagi
rata antara pusat-pusat produk atau biaya terhadap beberapa dasar yang
berubah-ubah.
8. Biaya
terbuang adalah biaya tidak kembali yang berhubungan dengan
penghentian operasi dan pemberhentian, pembuangan atau penjualan aset untuk
menyediakan bunga terbaik dari pemilik.
9. Penghasilan adalah
kas masuk (penerimaan) dari seluruh sumber-sumber potensial.
Perbedaan-perbedaan penghasilan antara altematif-alternatif perlu untuk
dipertimbangkan secara teliti. Mereka diproyeksikan berdasar pada kondisi pasar
mutahir, perubahan-perubahan akan datang yang diharapkan dalam pasar untuk
produk dan jasa yang dilibatkan, saham pasar diharapkan perusahaan dan harga
yang didasatkan pada kompetisi.
10. NÃlai sisa atau pasar secara
tipikal merupakan fungsi dari umur pemakaian aset dan dalam kasus umur yang
panjang adalah secara relatif tidak penting untuk hasil studi.
II.1.1.3 Teknik-Teknik (Model-Model) Perkiraan
Komponen dasar ke tiga
dari pendekatan terintegrasi melibatkan teknik-teknik (model-model) perkiraan.
Teknik-teknik tersebut, bersama dengan data biaya dan penghasilan yang rinci
dipergunakan untuk mengembangkan perkiraan arus kas dan arus kas netto untuk tiap
altematif. Perkiraan biaya dan penghasilan dapat diklasifikasikan menurut
rincian, akurasi dan pemakaian yang mereka inginkan sebagai berikut:
1. Orde dari perkiraan besarnya
(tingkat evaluasi perencanaan dan awal dari suatu proyek)
Orde perkiraan besarnya dipergunakan dalam
menseleksi altematif-altematif yang layak untuk kajian. Mereka secara tipikal
memberikan akurasi dalam batas kurang lebih 30 sampai 50% dan dikembangkan
melalui hal-hal semi formal seperti konferensi, angket dan pertanyaan-pertanyaan
bersifat umum yang diaplikasikan pada Tingkat 1 atau 2 dari WBS.
2. Perkiraan setengah rinci atau rencana
anggaran (tingkat desain pendahuluan atau konseptual dari suatu proyek)
Perkiraan rencana anggaran (setengah rinci)
disusun untuk mendukung pekerjaan desain pendahuluan dan keputusan dibuat
selama periode proyek iiii. Aku- rasi perkiraan biasanya terletak dalam batas
kurang lebih 15 %. Perkiraan ini berbeda dalam kebenaran laporan biaya dan
penghasilan dan jumlah pekerjaan diha- biskan untuk perkiraan. Persamaan
perkiraan yang diaplikasikan pada Tingkat 2 dan 3 dari WBS dipergunakan secara
normal.
3. Perkiraan definitif (terinci):
dipergunakan dalam tingkat engineering/konstruksi terinci dari suatu proyek
Perkiraan secara rinci dipergunakan sebagai
dasar untuk penawaran dan untuk membuat keputusan desain secara rinci.
Akurasinya sebesar kurang lebih 5%. Perkiraan ini dibentuk dari spesifikasi,
gambar, peninjauan lokasi, penentuan penjual, dan catatan sejarah perusahaan
dan biasanya dilakukan pada Tingkat 3 dan tingkat selanjutnya dalam WBS.
Jadi, nampak jelas bahwa perkiraan biaya atau
penghasilan dapat bervariasi dari perhitungan balik amplop oleh seorang ahli
hingga ramalan yang sangat rinci dan akurat dari waktu mendatang oleh tim
proyek. Tingkat rincian dan akurasi dari perkiraan akan tergantung pada:
1. Waktu dan pekerjaan
tersedia dan dinilai oleh kepentingan kajian.
2. Kesulitan memperkirakan
bagian-bagian dalam pertanyaan.
3. Metode atau teknik yang
dipakai.
4. Kualifikasi dari penilai.
5. Sensitivitas dari
hasil-hasil kajian terhadap perkiraan faktor utama.
Selama perkiraan menjadi lebih rinci, secara tipikal akurasi
menjadi lebih baik tetapi biasa perkiraan bertambah secara dramatis.
II.1.2 Teknik-Teknik
(Model-Model) Perkiraan Terpilih
Teknik-teknik perkiraan yang didiskusikan
dalam bagian ini dapat dipergunakan untuk perkiraan orde besar dan beberapa
perkiraan setengah rinci atau rencana anggaran. Teknik-teknik ini sangat
berguna dalam seleksi awal dari alternatif-alternatif yang layak untuk analsis
lebih lanjut dalam fasa desain konseptual atau pendahuluan dari suatu proyek.
Seringkali, model-model ini dapat dipergunakan dalam fasa desain rinci dari
suatu proyek untuk mengurangi jumlah perkiraan teknis berdasarkan pada ongkos
material, biaya-biaya standard an informasi rinci lainnya. Teknik-teknik
perkiraan terpilih yang akan dibahas adalah teknik indeks, teknik satuan,
teknik faktor, dan hubungan-hubungan perkiraan.
II.1.2.1 Indeks
Biaya dan harga
bervariasi terhadap waktu dengan sejumlah alasan, termasuk kemajuan teknologi,
tersedianya tenaga kerja dan material serta inflasi. Indeks merupakan bilangan
tak berdimensi yang menunjukkan berapa biaya yang berubah terhadap waktu dengan
basis tahun dasar. Indeks memberikan cara yang tepat untuk mengembangkan
perkiraan biaya dan harga sekarang serta akan datang dari data yang tersedia.
(1)
di mana
k =
tahun referensi dimana biaya dan harga barang diketahui
n =
tahun dimana biaya atau harga diperkirakan (n>k)
Cn = biaya atau harga
yang diperkirakan dari barang dalam tahun n
Ck = biaya atau harga barang
dalam tahun referensi k
Persamaan tersebut juga
dinyatakan sebagai teknik rasio dari biaya dan harga perbaruan. Pada teknik
ini, biaya dan harga penjualan potensial suatu barang dapat diambil dari data
terdahulu dengan tahun dasar khusus dan diperbarui dengan satu indeks. Konsep ini
dapat diaplikasikan pada tingkat lebih rendah WBS untuk memperikirakan biaya
peralatan, material, dan tenaga kerja, sama halnya pada tingkat atas WBS untuk
memperkirakan biaya proyek total dari fasilitas baru, jembatan, dan sebagainya.
II.1.2.2 Teknik Satuan
Teknik satuan meliputi
pemakaian ”faktor per satuan” yang dapat diperkirakan secara efektif,
contohnya adalah biaya modal dari pembangkit per kilowatt kapasitas,
penghasilan per mil, biaya perawatan per jam, dan lain-lain. Faktor-faktor
tersebut jika dikalikan dengan satuan yang tepat akan memberikan perkiraan
total dari biaya, penghematan atau penghasilan.
II.1.2.3 Teknik Faktor
Teknik faktor merupakan
perluasan dari metode satuan, dalam strategi pembagian dasar, dimana satu
penjumlahan produk dari beberapa kuantitas atau komponen dan menambahkannya
untuk tiap komponen yang diperkirakan secara langsung adalah,
(2)
dimana
C =
biaya yang diperkirakan
Cd =
biaya dari komponen terseleksi d yang diperkirakan secara langsung
fm = biaya per satuan
komponen m
Um = jumlah satuan
komponen m
Teknik faktor sangat berguna ketika
kekompleksan dari situasi perkiraan tidak memerlukan WBS tetapi beberapa bagian
berbeda dilibatkan.
II.1.2.4
Hubungan-hubungan Perkiraan
Hubungan-hubungan
perkiraan biaya dan harga merupakan model matematis yang menjelaskan biaya
suatu barang (misalnya produk, barang, atau aktivitas) sebagai fungsi dari satu
atau lebih variabel bebas. Bermacam-macam teknik statistik atau matematis
lainnya dipergunakan untuk mengembangkan hubungan-hubungan perkiraan. Model
regresi linear sederhana dan regresi linear kelipatan yang merupakan standar
metode statistik untuk memperkirakan nilai variabel terikat sebagai fungsi dari
satu atau lebih variabel bebas.
a. Teknik
Ukuran-Pangkat
Teknik ukuran pangkat,
yang seringkali dinyatakan sebagai model eksponensial, sering dipergunakan
untuk menentukan biaya pabrik dan peralatan industri. Metode ini menyatakan
bahwa biaya bervariasi terhadap jumlah pangkat dari perubahan kapasitas atau
ukuran.
(3)
dimana
CA =
biaya untuk pabrik A
CB = biaya untuk
pabrik B
SA = ukuran pabrik A
SB =
ukuran pabrik B
X =
faktor kapasitas-biaya untuk menunjukkan ekonomi skala
b. Pembelajaran
dan Perbaikan
Suatu kurva
pembelajaran merupakan model matematis yang menjelaskan fenomena dari efisiensi
pekerja yang bertambah dan kinerja organisasi yang diperbaiki dengan produksi
repetitif dari barang atau jasa. Kurva pembelajaran kadang disebut sebagai
kurva pengalaman atau fungsi proses manufaktur. Sebagai contoh, efek kurva
pembelajaran dapat dipergunakan dalam memperkirakan jam-jam professional yang
dihabiskan oleh staf engineering untuk menyelesaikan desain rinci berurutan
dalam famili produk, sebagaimana perkiraan jam-jam tenaga kerja diperlukan
untuk merakit mobil.
Konsep dasar dari
kurva pembelajaran adalah beberapa sumber-sumber input (misalnya biaya energi,
jam-jam tenaga kerja, biaya material, jam-jam engineering) berkurang pada tiap
output dasar satuan sebagai jumlah satuan yang dihasilkan. Kebanyakan kurva
pembelajaran didasarkan pada asumsi bahwa pengurangan persentase yang terjadi
akan membuat jumlah satuan-satuan yang dihasilkan menjadi dua kali lipatnya.
Sebagai contoh, jika 100 jam tenaga kerja diperlukan untuk menghasilkan satuan
output pertama dan diasumsikan kurva pembelajaran 90% maka 100 (0,9) = 90 jam
kerja akan diperlukan menghasilkan unit kedua. Hal serupa, 100 (0,9)2 =
81 jam kerja akan diperlukan untuk menghasilkan unit keempat, dan seterusnya.
Sehingga, kurva pengetahuan 90% akan menghasilkan pengurangan 10% dalam jam-jam
tenaga kerja tiap kali kuantitas produksi dilipatduakan.
Asumsi dari
pengurangan persentase dengan jumlah konstan dari sumber input yang
dipergunakan (per satuan output) tiap waktu jumlah satuan output dilipatduakan
dapat dipergunakan untuk mengembangkan model matematik sebagai fungsi
pembelajaran (perbaikan). Jika,
u =
jumlah satuan output
Zu = jumlah satuan sumber
input yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah satuan output u
k =
jumlah satuan sumber input yang diperlukan untuk menghasilkan satuan output
pertama
s =
parameter koefisien arah kurva pembelajaran yang dinyatakan sebagai pecahan
desimal (untuk kurva pembelajaran, s = 0,9)
Maka
dimana a = 0, 1, 2, 3, …
dimana
Dapat disimpulkan bahwa :
atau (4)
II.1.3 Biaya-Biaya Produk Total Perkiraan dan Harga
Penjualan
Pabrikan selalu dihadapkan dengan masalah
pembuatan produk yang dapat dijual pada harga yang kompetitif sehingga mereka
dapat membuat keuntungan yang layak. Harga dari produk mereka didasarkan pada
biaya keseluruhan untuk membuat barang ditambah keuntungan.
Biaya produk dapat
diklasifikasikan secara langsung atau tidak langsung. Biaya langsung secara
mudah ditentukan ditetapkan untuk produk yang khusus, sedangkan biaya tidak
langsung tidaklah secara mudah dialokasikan untuk produk tertentu.
Biaya-biaya manufaktur
mempunyai hubungan langsung terhadap volume produksi di mana mereka dapat
tetap, variabel, atau variabel langkah. Secara umum, biaya administratif adalah
tetap dengan tanpa memperhatikan volume, biaya material bervariasi secara
langsung dengan volume, dan biaya peralatan merupakn fungsi langkah dari
tingkat produksi.
Biaya primer daalm
kategori pengeluaran manufaktur termasuk engineering dan
desain, pengembangan biaya, perkakas, tenaga kerja pabrik, material, supervisi,
kontrol kualitas, keandalan dan testing, pengemasan, biaya tambahan pabrik,
umum dan administratif, distribusi dan pemasaran, keuangan, pajak, dan
asuransi.
Suatu perkiraan yang
rinci diperlukan. Sehingga, kita memerlukan gambar, spesifikasi, skedul
produksi, catatan historis dari biaya tenaga kerja perusahaan, tagihan untuk
material dan rencana proses. Rencana proses menjelaskan seluruh operasi yang
harus dilakukan untuk produk dan jam-jam tenaga kerja ikut dilibatkan.
Biaya engineering dan
desain terdiri dari desain, analisis dan gambar, bersama dengan biaya-biaya
lainnya seperti reproduksi. Biaya engineering dapat
dialokasikan terhadap produk dengan dasar berapa banyak jam kerja engineering yang
dilibatkan. Tipe-tipe biaya major lainnya yang harus diperkirakan adalah sebagai
berikut:
Ø Biaya-biaya
perkakas, yang terdiri dari perawatan dan perbaikan ditambah biaya dari tiap
peralatan baru.
Ø Biaya tenaga
kerja manufaktur, yang ditentukan dari data standar, catatan historis, atau
departemen akunting.
Ø Biaya-biaya
material, yang didapat dari catatan historis, ketetapan penjual dan tagihan
material.
Ø Kelebihan bahan buangan harus
dimasukkan.
Ø Supervisi, yang merupakan biaya
tetap berdasarkan gaji dari karyawan supervisor.
Ø Biaya
tambahan pabrik, yang termasuk utilitas, perawatan, dan perbaikan. Terdapat
bermacam-macam metode yang dipergunakan untuk mengalokasikan biaya tambahan,
seperti pembagian terhadap dollar tenaga kerja langsung, atau jam-jam tenaga
kerja langsung, atau jam-jam mesin.
Ø Biaya
administratif, yang seringkali dimasukkan dalam biaya tambahan pabrik (atau
pokok).
II.1.3.1 Contoh Perkiraan Biaya Manufaktur
Secara
tipikal, biaya-biaya tenaga kerja langsung diperkirakan melalui teknik satuan.
Rencana proses manufaktur dipergunakan untuk memperkirakan jumlah total dari
jam-jam tenaga kerja langsung yang diperlukan per satuan output. Besaran ini
kemudian dikalikan dengan rata-rata tenaga kerja komposit untuk mendapatkan
biaya tenaga kerja langsung total.
Biaya-biaya tenaga kerja tidak langsung
seringkali dialokasikan terhadap produk-produk individual dengan mempergunakan
perkiraan faktor. Perkiraan-perkiraan didapat dengan pernyataan biaya sebagai
persentase dari biaya lainnya.
Contoh pemasukan perkiraan biaya manufaktur ke
dalam spreadsheet dicantumkan padaGambar 2 (di
lampiran). Pada bagian akhir spreadsheet akan diperoleh
perkiraan harga produk berdasarkan biaya manufaktur per satuan ditambah dengan
keuntungan.
II.1.3.2 Pembiayaan Desain dan Sasaran
Secara tipikal,
firma-firma Amerika menentukan perkiraan awal dari harga jual produk baru
menggunakan pendekatan dari bawah ke atas yang telah dijelaskan dalam bagian
sebelum ini. Yaitu, harga jual perkiraan didapat dengan mengakumulasi
biaya-biaya tetap dan variabel dan kemudian menambahkan batas keuntungan yang
adalah persentase dari biaya total. Proses ini seringkali diistilahkan sebagai
desain untuk harga. Harga jual yang diperkirakan kemudian dipergunakan
departemen pemasaran untuk menentukan apakah produk baru dapat dijual atau
tidak.
Sebaliknya,
firma-firma Jepang menerapkan konsep pembiayaan sasaran yang merupakan
pendekatan dari atas ke bawah. Fokus dari pembiayaan sasaran adalah “berapa
sebaiknya biaya produk” selain dari “berapa biaya produk”. Sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar 3 (di lampiran), pembiayaan sasaran
dimulai dengan penyelidikan pasar untuk menentukan harga jual terbaik dari
produk pesaing. Biaya sasaran didapat dengan deduksi hasil diinginkan pada
penjualan (ROS = return on sales) dari harga jual kompetitor yang
terbaik. ROS secara tipikal dinyatakan sebagai persentase harga.
Biaya sasaran = harga
kompetitor (1 –
ROS) (5)
Biaya sasaran ini didapat terutama untuk
perencanaan produk dan dipergunakan sebagai tujuan untuk desain engineering,
perolehan dan produk.
Proses desain engineering pendahuluan
diawali secara bersama dengan penentuan biaya sasaran dan mempergunakan
perkakas konvensional seperti struktur perincian kerja dan perkiraan biaya
untuk mempersiapkan proyeksi biaya manufaktur total dari bawah ke atas. Biaya
manufaktur total menyatakan suatu penaksiran awal dari berapa biaya firma untuk
desain dan pembuatan produk yang dipertimbangkan. Biaya manufaktur total kemudian
dibandingkan terhadap biaya sasaran dari atas ke bawah. Jika biaya manufaktur
total melebihi biaya sasaran, maka desain harus balik kembali ke engineering untuk
membandingkan nilai dan fungsi desain dan berusaha mengurangi biaya desain.
Proses iteratif ini merupakan kunci yang menunjukkan prosedur desain untuk
biaya. Jika biaya manufaktur total dapat dibuat lebih sedikit dibandingkan
biaya sasaran, proses desain berlanjut sampai desain terinci, berpuncak dalam
desain akhir untuk diproduksi. Jika biaya manufaktur total tidak dapat
dikurangi ke biaya sasaran, firma akan mempertimbangkan secara serius untuk
mengabaikan produk.
II.1.4 Pengembangan Arus Kas (Kajian Kasus)
Kasus
yang akan dikaji dalam hal ini adalah kasus untuk mengelola suatu proyek
termasuk konstruksi dari bangunan komersial dengan dua lantai yang
masing-masing 15.000 ft2 kotor. Lantai dasar direncanakan untuk
pertokoan eceran kecil dan lantai 2 untuk perkantoran. Skedul terencana dan
asumsi yang berhubungan dengan konstruksi , tingkat hunian, dan pembuangan
bangunan adalah sebagai berikut:
Tahun
|
Skedul/Asumsi
|
1
(1996)
|
Real
estat yang dibeli, jasa desain dan engineering terlengkapi 75%,
kontruksi
terlengkapi 25%.
|
2
|
Desain
dan engineering dan konstruksi terlengkapi 100%.
Empat
bulan dari penghunian penuh.
|
3-17
|
Tingkat
hunia rata-rata: 90% lantai I dan 95% lantai II.
|
17
|
Bangunan
dijual pada akhir tahun ini.
|
II.1.4.1 Investasi Modal
Investasi
modal terdiri dari 2 komponen utama: (1) biaya konstruksi dari bangunan kantor
dan fasilitas yang berhubungan, dan (2) biaya-biaya proyek lainnya yang
diadakan sampai penghunian awal dilengkapi. Biaya-biaya konstruksi untuk proyek
kajian kasus ditunjukkan dengan struktur pendekatan terintegrasi untuk
menghasilkan arus kas sebagai alternatif. Kemudian dalam Tabel 2 (di
lampiran), data biaya konstruksi yang dikombinasikan dengan elemen-elemen biaya
diperkirakan lainnya memberikan investasi total untuk proyek. Biaya ini
kemudian dibagi menurut skedul dan asumsi proyek.
Pada Tabel
1 (di lampiran), biaya-biaya tambahan umum dan administratif (G dan A)
dari kontraktor konstruksi ditambah keuntungan ditunjukkan pada elemen biaya
“Biaya Tambahan dan Keuntungan G dan A”. Elemen biaya ini diperkirakan pada 24%
biaya-biaya total tenaga kerja dan material. Biaya konstruksi proyek
diperkirakan secara total, termasuk trotoar, parkir, biaya tambahan kontraktor
dan keuntungan adalah $1,175,710. Dengan dasar 30.000 ft2 dari
ruang bangunan, biaya rata-rata per ft2 adalah $39.19.
Pada Tabel
2 (di lampiran) diperlihatkan pengembangan investasi modal total
dengan mempergunakan teknik faktor untuk proyek. Elemen-elemen biaya termasuk
lainnya diperkirakan dan ditambahkan kepada biaya konstruksi. Kemudian, total
dari tiap elemen biaya didistribusikan antara tahun 1996-1997 berdasarkan pada
skedul proyek. Informasi berikut mempergunakan data dalam tabel 2:
1. Pada
konstruksi dan operasi dari bangunan kantor lainnya, perusahaan merata-ratakan
investasi modal kerja awal dari 3% biaya material konstruksi awal (tabel 1).
Modal kerja = 0.03 ($596,190) = $17,885
2. Biaya
real estat ($262,000) pada titik ini adalah biaya aktual. Yaitu perusahaan yang
diperoleh dari properti segera memperbaiki arus kas proyek yang diperkirakan.
3. Biaya
manajemen proyek ditunjukkan dalam tabel didasarkan pada perkiraan rinci dari
waktu personil, ruangan kantor, perjalanan, dll selama 20 bulan dari permulaan
proyek (1 januari 1996) hingga tingkat hunian penuh dan operasi rutin yang
direncanakan dicapai (31 agustus 1997). Biaya manajemen proyek perkiraan total
adalah $81,600, dengan 60% didistribusikan ke tahun ke satu (12 bulan) dan 40%
ke tahun ke-2 (8 bulan).
4. Biaya
jasa A-E (engineering dan desain) didasarkan pada kontrak rata-rata
8% dari biaya konstruksi total:
Jasa A-E = 0.08 ($1,175,710) = $94,060
5. Cabang
manajemen real estat dari perusahaan menangani penyewaan ruangan yang tersedia.
Biaya penjualan yang diperkirakan untuk mendapatkan tingkat hunian penuh adalah
10% dari 12 bulan pertama pemasukan sewa. Pemasukan sewa bangunan tahunan
diperkirakan $446,130.
Biaya penjualan = 0.10 ($446,130) = $44,615
Jadi, perkiraan yang diperbaiki dari investasi modal total untuk
proyek adalah $1,675,870. Dari total ini, $734,215 diperkirakan terjadi pada
tahun 1996 dan $941,655 pada tahun 1997. Berdasarkan pada 30000 ft2 kasar
ruangan bangunan, biaya rata-rata per ft2 didasarkan pada modal
proyek total adalah $55.86.
II.1.4.2 Biaya Operasi dan Perawatan Tahunan
Perkiraaan semi rinci
dari biaya-biaya operasi dan perawatan (O dan M) untuk suatu gedung perkantoran
secara normal didasarkan pada rata-rata satuan (dollar per ft2 kotor)
dengan biaya tambahan umum dan administratif ditambahkan secara terpisah.
Rata-rata satuan biasanya termasuk biaya (tambahan) tidak langsung yang
dihubungkan dengan tenaga kerja dan material. Karena perusahaan mempunyai
pengalaman penting dalam mengoperasikan bagunan perkantoran dalam lokasi
geografi yang terlibat, data historik merupakan dasar dari perkiraan biaya yang
diperbaiki.
Biaya
O dan M tahunan yang diperkirakan, kecuali untuk biaya tambahan G dan A,
sebagai berikut:
Area
|
Ft2
|
Biaya Satuan Tahunan (S/Ft2)
|
Total
|
Bangunan
Kantor
|
30.000
|
$2.450
|
$73.500
|
Trotoar/
Parkir
|
20.000
|
0,228
|
4.560
|
$78.060
|
Biaya-biaya
tambahan G dan A perusahaan yang dihubungkan dengan pengoperasian bangunan
didasarkan pada biaya-biaya operasi dan perawatan tahunan. Rata-rata G dan A
yang diaplikasikan dengan dasar ini oleh perusahaan adalah 19%:
Biaya-biaya tambahan G
dan A tahunan = 0,19 ($78.060) =$14.830 (dibulatkan)
dan
Biaya O dan M tahunan
total = $78.060 + $14.830 = $92.890
Biaya operasi dan perawatan untuk empat
bulan awal dari penghuni dalam tahun 1997 akan menjadi ⅓ ($92.890) = $30.063.
II.1.4.3 Penghasilan Tahunan dan Ongkos Sewa
Dari penyelesaian kasus
pada bagian II.1.4, penghasilan proyek
tahunan yang diperkirakan berdasarkan tingkat hunian gedung 100% adalah
$446.070. Penghasilan tahunan total dihasilkan dari $253.170 dari penyewaan
lantai pertama, $186.900 dari penyewaan lantai ke dua, dan $6.060 dari
penyewaan 20 tempat parkir dan lokasi papan iklan. Jadi, penghasilan
diperkirakan untuk empat bulan operasi awal adalah $446.130 (0,33) = $147.223.
Untuk
proyek pada tahun-tahun ke 3 sampai 17 (2008
– 2012), penghasilan proyek tahunan diperkirakan yang didasarkan pada nilai
hunian lantai pertama rata-rata 90% dan nilai lantai ke dua 95% adalah
R = 0,90 ($253.170) +
0,95 ($186.900) + $6.060 = $411.468
Cabang
manajemen real estat perusahaan mengenakan ongkos 8% berdasarkan penghasilan
tahunan untuk penanganan keseluruhan pengaturan sewa tahunan untuk proyek.
Dengan demikian, ongkos penyewaan tahunan adalah
Ongkos tahunan = 0,08
($411.468) = $32.917
II.1.4.4 Penghasilan Penjualan Aset dan Biaya
Pembuangan
Rencana proyek adalah
bahwa bangunan perkantoran akan dijual oleh perusahaan pada akhir 17 tahun
proyek (tahun 2012). Penghasilan diperkirakan dari penjualan aset adalah 80%
dari biaya konstruksi semula dari bangunan dan fasilitas-fasilitas terkait,
ditambah biaya semula dari tanah dan modal kerja. Biaya yang diperkirakan dari
penjualan properti adalah 7% dari harga penjualan total. Jadi, penghasilan
diperkirakan dan biaya pembuangan yang dihubungkan dengan penjualan asset
adalah
Penghasilan penjualan
asset = 0,80 ( $1.175.710) + $262.000 + $17.885 = $1.220.453
dan
Biaya penjualan
(pembuangan) = 0,07 ($1.220.453) = $85.432
II.1.4.5 Himpunan Arus Kas Netto Proyek yang
Diperbaharui
Arus kas netto sebelum
pajak dari proyek yang didasarkan pada analisis semi rinci yang diperbaharui
ditunjukkan dalam Tabel 3 (di lampiran). Pada kolom 1 – 6, arus kas biaya dan
penghasilan tahunan yang diperkirakan sebelumnya dalam bagian II.1.4.1 – II.1.4.5 dibandingkan ke dalam arus kas netto proyek. Akan tetapi, manajemer
perusahaan percaya bahwa pengaturan biaya secara bijaksana dalam mengoperasikan
bangunan bangunan perkantoran dan negosiasi ulang terhadap dasar tahunan akan
menghasilkan BTCF proyek, mulai tahun 1999, bertambah lebih lanjut dengan nilai
4,5% per tahun. Jadi, BTCF netto (kolom 6), diperbaiki untuk pertumbuhan
prnghasilan tambahan ini (kolom 7), ditunjukkan dalam kolom 8.
Dengan
mempergunakan MARR sebelum pajak 20%, kita dapatkan bahwa PW dari perkiraan
semi rinci yang diperbaiki dari BTCF proyek dalam kolom 8 adalah $35.566.
sehingga, proyek memenuhi kriteria ekonomi perusahaan.
II.2
Ketidakpastian dan Analisis Sensitivitas
II.2.1 Definisi Ketidakpastian
Risiko dan ketidakpastian dalam aktivitas pembuatan
keputusan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang tepat mengenai kondisi
bisnis masa depan, perkembangan teknologi, sinergi antara proyek-proyek yang
didanai dan seterusnya. Risiko adalah sesuatu yang harus ditanggung dari suatu
tindakan ataupun keputusan, sedangkan ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak
dapat diketahui namun dapat diperkirakan dengan menggunakan asumsi ataupun
berdasarkan pengalaman.
Keputusan di bawah risiko adalah keputusan
yang diambil ketika analisis membuat model masalah keputusan dalam kerangka
kemungkinan hasil, atau scenario, masa depan yang diasumsikan, yang
probabilitas kejadiannya dapat diestimasi. Sebaliknya, keputusan du bawah
ketidakpastian adalah masalah keputusan yang ditandai oleh beberapa hasil masa
depan yang tidak diketahui, yang probabilitas kejadiannya tidak dapat
diestimasi.
II.2.2 Sumber-Sumber Ketidakpastian
Ada 4 sumber utama
ketidakpastian yang hampir selalu timbul dalam analisis ekonomi teknik yaitu :
1. Kemungkinan
ketidakakuratan estimasi yang digunakan dalam analisis
Jika
informasi yang tepat mengenai pendapatan dan biaya tersedia maka ketepatan
hasilnya akan sangat baik namun jika informasi tersebut tidak tersedia maka
nilainya harus diestimasi sehingga ketepatan hasil nantinya sangat bergantung
pada estimasi-estimasi yang dibuat. Estimasi yang baik haruslah berdasarkan
pada sejumlah besar pengalaman masa lalu atau ditentukan oleh penelitian pasar
yang cukup. Jika estimasi tersebut hanya berdasarkan dugaan saja serta harapan
maka estimasi tersebut memiliki unsur ketidakpastian yang cukup besar.
Unsur
yang biasanya cukup mudah untuk diestimasi adalah penghematan biaya operasi dan
juga modal. Karena penghematan biaya operasi yang sedang berjalan memiliki
ketidakpastian yang tidak begitu besar, menentukannyapun relatif mudah karena
begitu banyak pengalaman dan sejarah masa lalu yang dapat digunakan sebagai
dasar estimasi. Begitu pula halnya dengan estimasi modal, ketidakpastian dalam estimasi
modal seringkali digambarkan sebagai kontingensi di atas biaya actual pabrik
dan peralatan.
2. Jenis
bisnis berkaitan dengan kesehatan perekonomian masa datang
Beberapa
bidang bisnis dikenai kurang stabil dibandingkan bisnis lainnya. Misalnya
perusahaan pertambangan lebih berisiko dibandingkan dengan took eceran besar
produk makanan. Namun kita tidak dapat mengatakan investasi pada setiap took
makanan selalu memiliki unsur ketidakpastian yang lebih kecil dibanding
investasi pada perusahaan pertambangan. Kapanpun sejumlah modal diinvestasikan
dalam sebuah jenis usaha maka harus mempertimbangkan sejarah bisnis tersebut
seperti halnya ekspektasi kondisi perekonomian yang akan datang (seperti suku
bunga) dalam memperkirakan risiko yang akan muncul.
3. Jenis
fisik bangunan dan peralatan yang terlibat
Beberapa
jenis bangunan dan peralatan memiliki masa hidup dan nilai pasar yang terbatas,
sebagian kecil lagi bahkan tidak memiliki nilai jual kembali. Sebuah mesin
bubut yang bagus hampir digunakan pada setiap toko pemroses produk, namun ada
jenis mesin bubut yang kegunaannya khusus yang dibuat sesuai
permintaan terhadap tugas khusus. Jadi jenis fisik property memiliki
hubungan langsung dengan ketepatan estimasi pola pendapatan dan biaya. Kemana
uang akan diinvestasikan dalam bangunan dan peralatan, faktor ini harus
dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.
4. Lamanya
periode analisis yang diasumsikan
Periode analisis yang panjang biasanya akan
menurunkan probabilitas terjadinya semua faktor yang diestimasi. Dengan
demikian periode analisis yang panjang selalu menaikan ketidakpastian investasi
modal dengan menganggap semua hal lainya sama.
II.2.3 Metode NonProbabilistik
1. Analisis titik impas
Digunakan
ketika pilihan berbagai alternatif sangat bergantung pada satu faktor tunggal,
misalnya utilisasi kapasitas yang bersifat tidak pasti. Titik impas faktor
tersebut ditentukan sedemikian rupa sehingga dari sisi ekonomi dua alternatif
dianggap sama sama diinginkan . dengan demikian dimungkinkan untuk melakukan
pilihan diantara alternatif-alternatif dengan melakukan estimasi nilai faktor
ketidakpastian.
2. Analisis
sensitivitas
Merupakan
metode analisis dasar dan seringkali digunakan ketika satu atau lebih faktor
tergantung pada ketidakpastian. Pertanyaan-pertanyaan yang berusaha dijawab
oleh analisis ini adalah :
· Bagaimana
perilaku dari pengukuran manfaat (misalnya PW) terhadap x% perubahan faktor
tertentu.
· Berapa
jumlah perubahan sebuah faktor yang akan mengakibatkan pembalikan preferensi
sebuah alternatif.
· Bagaimana
perubahan dalam pengukuran manfaat terhadap kombinasi perubahan dua atau lebih
faktor.
3. Estimasi
optimis-pesimis
Digunakan
untuk menetapkan jarak nilai ukuran manfaat ekonomi. Metode ini mengarahkan
perhatian kepada hasil yang paling baik dan yang paling buruk dari dilakukannya
sebuah alternatif dan memerlukan penilaian manajerial untuk membuat keputusan
jadi atau tidaknya alternatif tersebut.
4. MARR
yang telah disesuaikan dengan risiko
Kadang-kadang
digunakan untuk menghadapi ketiakpastian estimasi. Dalam metode ini digunakan
MARR yang lebih tinggi untuk alternatif-alternatif yang diklasifikasikan
sebagai sangat tidak pasti dan MARR yang lebih rendah untuk proyek-proyek yang
memiliki ketidakpastian lebih kecil.
5. Penurunan masa
manfaat
Dengan metode ini estimasi masa manfaat proyek
diturunkan sebesar persentase yang tetap, misalnya sebesar 50% dan
masing-masing alternatif dievaluasi berdasarkan penerimaannya hanya selama masa
manfaat yang telah dikurangi ini.
II.2.4 Analisis Sensitivitas
Sensitivitas, secara umum berarti besaran
relatif perubahan dalam pengukuran manfaat (seperti PW) yang disebabkan oleh
satu atau lebih perubahan dalam estimasi nilai faktor yang dianalisis.
Kadang-kadang sensitivitas didefinisikan secara lebih spesifik sebagai besaran
relatif perubahan dalam satu atau lebih faktor yang akan membalikkan sebuah
keputusan di antara berbagai alternatif.
Dalam
analisis ekonomi teknik, analisis sensitivitas merupakan teknik
nonprobabilistik dasar untuk memberikan informasi mengenai dampak potensial
ketidakpastian dalam beberapa estimasi faktor. Pengunaannya secara rutin sangat
mendasar dalam mencapai hasil yang masuk akal dan berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
sumber : http://stokmakalah.blogspot.co.id/2011/05/perkiraan-arus-kas-dan-analisis.html
sumber : http://stokmakalah.blogspot.co.id/2011/05/perkiraan-arus-kas-dan-analisis.html
Comments
Post a Comment