APLIKASI APLIKASI HUBUNGAN NILAI UANG
TERHADAP WAKTU
pada pokok pembahasan bab 5 pada blog ini adalah nilai uang terhadap
waktu, nilai uang dengan seiiringnya waktu selalu berubah ubah, dari nominal
yang kecil hingga besar. Sekarang uang yang sangat mempengaruhi dunia adalah
dalam bentuk dollar, atau lebih tepatnya us dollar. Dalam materi kali ini kita
akan mengulas bersama, mempelajari secara seksama lebih jauh lagi nilai uang
terhadap waktu.
Payback period
Payback period dalam
bisnis dan ekonomi mengacu pada periode waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi untuk “membayar” jumlah investasi awal. Sebagai contoh,
$ 1000 investasi yang kembali $ 500 per tahun akan memiliki payback period dua
tahun. Secara intuitif mengukur berapa lama sesuatu yang diperlukan untuk
“membayar untuk dirinya sendiri.” Asalkan semua sederajat, lebih pendek periode
pengembalian lebih baik daripada periode pengembalian lebih lama. Payback
period digunakan secara luas karena kemudahan penggunaan.
Istilah ini digunakan secara luas di berbagai jenis investasi daerah, sering kali berkaitan
dengan teknologi efisiensi energi, pemeliharaan, upgrade, atau perubahan
lainnya. Sebagai contoh, sebuah bola lampu fluorescent ringkas dapat
digambarkan dari memiliki periode pengembalian sejumlah tahun atau operasi jam,
dengan asumsi biaya-biaya tertentu. Di sini, kembali ke investasi terdiri dari
penurunan biaya operasi. Meskipun pada awalnya adalah istilah keuangan, konsep
payback period kadang-kadang diperluas untuk kegunaan lain, seperti energi
payback period (periode waktu di mana penghematan energi dari sebuah proyek
yang sama jumlah energi yang dikeluarkan sejak awal proyek).
Payback period sebagai
alat analisis ini sering digunakan karena mudah diterapkan dan mudah dipahami
bagi kebanyakan orang, terlepas dari pelatihan akademis atau bidang usaha.
Ketika digunakan dengan hati-hati atau untuk membandingkan investasi serupa,
itu bisa sangat berguna. Sebagai alat yang berdiri sendiri untuk membandingkan
investasi dengan “melakukan apa-apa,” payback period tidak memiliki kriteria
yang jelas untuk pengambilan keputusan.
Payback period dianggap sebagai metode analisis dengan keterbatasan dan kualifikasi untuk penggunaannya, karena tidak memperhitungkan benar nilai waktu uang, risiko, pembiayaan atau pertimbangan penting lainnya seperti biaya kesempatan. Sementara nilai waktu uang bisa diperbaiki dengan menerapkan beban biaya modal rata-rata diskon, umumnya sepakat bahwa alat ini untuk keputusan investasi tidak boleh digunakan dalam isolasi. Langkah-langkah alternatif “kembali” lebih disukai oleh ekonom net present value dan internal rate of return. Asumsi implisit dalam menggunakan payback period yang mengembalikan dengan investasi terus setelah payback period.
Payback period dianggap sebagai metode analisis dengan keterbatasan dan kualifikasi untuk penggunaannya, karena tidak memperhitungkan benar nilai waktu uang, risiko, pembiayaan atau pertimbangan penting lainnya seperti biaya kesempatan. Sementara nilai waktu uang bisa diperbaiki dengan menerapkan beban biaya modal rata-rata diskon, umumnya sepakat bahwa alat ini untuk keputusan investasi tidak boleh digunakan dalam isolasi. Langkah-langkah alternatif “kembali” lebih disukai oleh ekonom net present value dan internal rate of return. Asumsi implisit dalam menggunakan payback period yang mengembalikan dengan investasi terus setelah payback period.
Kompleksitas tambahan
muncul ketika perubahan arus kas menandatangani beberapa kali, yang berisi arus
keluar di tengah-tengah atau di akhir proyek seumur hidup. Payback period yang
diubah algoritma dapat diterapkan kemudian. Pertama, jumlah semua arus kas
dihitung. Kemudian kumulatif arus kas positif ditentukan untuk setiap periode.
Yang diubah payback period dihitung sebagai saat di mana kumulatif arus kas
positif melebihi total kas keluar.
Metode Periode
Pengembalian
• Metode ini mengukur seberapa cepat
investasi bisa kembali. Bila periode payback ini lebih pendek daripada yang
diisyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, sedang kalau lebih lama maka
proyek ditolak.
• Metode ini mengukur seberapa cepat suatu
investasi bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas, bukan
lab. Untuk itu kita hitung aliran kas proyek tersebut.
• Problem utama dari metode ini adalah
sulitnya menentukan payback maksimum. Dalam prakteknya yang dipergunakan adalah
payback umumnya dari perusahaan-perusahaan sejenis.
• Kelemahan metode payback
1. Diabaikan nilai waktu uang
2. Diabaikan aliran kas setelah periode
payback
3. Diabaikan perhitungan nilai sisa dari
investasi
• Metode payback biasa disebut payback
periode
• Payback period (PBP) adalah jangka waktu
tertentu yang menunjukkan terjadinya arus permintaan (Cash in Flow) secara
kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk Present Value
• Periode pengembalian
- payback period
- Jangka waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan
- penerimaan yang dihasilkan oleh proyek
investasi tersebut
• Mengukur kecepatan kembalinya dana
investasi.
Rumus periode
pengembalian jika arus per tahun jumlahnya berbeda.
• Periode pengambalian
a – b
= n + x 1 tahun
c - b
dimana :
n = Tahun terakhir
dimana jumlah arus kas
masih belum bisa menutup
investasi mula-mula
a = Jumlah
investasi mula-mula
b = Jumlah
kumulatif arus kas pada tahun ke – n
C = Jumlah
kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode
pengembalian jika arus per tahun jumlahnya sama.
• Periode pengambalian
investasi awal
= x 1 tahun
arus kas
• Usulan proyek investasi
– Periode pengembalian lebih cepat : layak
– Periode pengembalian lebih lama :
tidak layak
– Jika usulan proyek investasi lebih dari
satu maka periode pengembalian yang lebih cepat yang dipilih
Contoh kasus 1 :
• Usulan proyek investasi sebesar Rp. 450
juta, umurnya diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa, arus kas pertahun yang
dihasilkan selama umur proyek Rp. 150 juta dan umur proyek yang disyaratkan 4
tahun
• Periode pengembalian proyek investasi
tersebut adalah :
Jawaban :
• Periode pengembalian
Rp. 450 juta
= x 1 tahun
Rp. 150 juta
= 3 tahun
• Periode pengembalian 3 tahun lebih kecil
dari yang disyaratkan maka usulan proyek investasi adalah diterima
1. Tingkat pengembalian
minimum
Tingkat pengembalian yang diinginkan investor dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik investor agar membeli atau memegang surat-surat berharga tertentu. Definisi ini mempertimbangkan biaya kesempatan investor dalam melakukan investasi yang artinya jika suatu investasi dilakukan maka investor harus melepaskan pengembalian yang diperoleh dari investasi alternative terbaik berikutnya dengan kata lain kita harus jelih dalan berinvestasi. Pengembalian yang dilepas tersebut dinamakan biaya kesempatan dana dan sebagai konsekuensinya merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan investor. Dengan kata lain, kita berinvestasi dengan harapan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor. Investasi akan dilakukan hanya jika harga pembelian cukup rendah bila dibandingkan dengan arus kas masa depan yang diinginkan sehingga dapat menyediakan tingkat pengembalian yang lebih besar atau sama dengan tingkat pengembalian yang kita inginkan. Untuk membantu memahami sifat alami tingkat pengembalian yang diinginkan investor, kita dapat memisahkan tingkat pengembalian ke dalam komponen dasarnya: tingkat pengembalian bebas risiko ditambah premi risiko yang dinyatakan dalam persamaan:
K = Krf +Krp
Di mana K = tingkat pengembalian yang diinginkan investor
Krf = tingkat pengembalian bebas risiko
Krp = premi risiko
Tingkat pengembalian bebas risiko (Krf ) merupakan imbalan atas keputusan menunda konsumsi dan bukan karena risiko yang kita tanggung artinya pengembalian bebas risiko mencerminkan kenyataan dasar bahwa kita berinvestasi hari ini agar kita dapat mengkonsumsi lebih banyak di kemudian hari. Dengan sendirinya tingkat bebas risiko atau tingkat diskonto harus hanya digunakan sebagai tingkat pengembalian yang diinginkan, untuk investasi yang tidak berisiko. Biasanya, ukuran kita untuk tingkat bebas risiko adalah sebesar tingkat pengembalian atas surat-surat berharga pemerintah AS. Premi risiko (Krp) merupakan tingkat pengembalian yang kita harapkan untuk dapat diterima karena risiko yang ditanggung.[5] Semakin tinggi tingkatan risiko, maka kita akan menuntut tambahan pengembalian yang diinginkan. Walaupun kita akan atau tidak akan bisa menerima pengembalian tambahan ini, kita harus mempunyai alasan untuk mengharapkan penambahan tersebut.
Contoh:
Untuk menunjukkan konsep tingkat pengembalian yang diinginkan itu, mari kita mengambil contoh perusahaan Polaroid yang obligasinya jatuh tempo pada tahun 2006. Berdasarkan harga pasar dari obligasi ini pada 19 September 2000 kita dapat menentukan investor itu mengharapkan pengembalian sebesar 11%. Surat utang jangka pendek pemerintah 90 hari saat itu, bernilai 6% yang berarti bahwa pemegang obligasi Polaroid menuntut premi risiko sebesar 5%. Dinyatakan dalam suatu persamaan:
Tingkat pengembalian yang diharapkan (K)
= tingkat bebas risiko (Krf) + premi risiko (Krp)
= 6% + 5%
= 11%
B.
Hubungan Antara Risiko & Tingkat Pengembalian
Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang, seperti perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal. Untuk memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham perusahaan, perusahaan harus menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang mampu bersaing dengan alternatif investasi lain yang tersedia bagi investor tersebut. Tingkat pengembalian dari alternatif investasi terbaik berikutnya ini dikenal sbg biaya kesempatan dana (opportunity cost of fund).
Dalam
menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko dalam tingkat
pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa? Karena pengalaman bisnis
perusahaan kecil mengandung risiko operasi yang lebih besar , mereka lebih
sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa beroperasi
dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan cepat
lenyap. Selain itu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang
dibandingkan perusahaan yang besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang
lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang diartikan sebagai risiko yang lebih
besar.
Dengan
memikirkan forgoing (kehilangan peluang yang lebih baik), kita harus
mengharapkan adanya tingkat pengembalian yang berbeda untuk pemilik dari berbagai
surat-surat berharga tersebut. Jika pasar menghargai investor atas risiko yang
ditanggungnya, maka tingkat pengembalian harus meningkat mengikuti peningkatan
risiko.
C.
Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi
Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio
1. Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui diversifikasi.
2.
Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka lebih
memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva individual.
3.
Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari
distribusi probabilitas pengembalian.
4.
Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah
pengembalian yang diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri
(stand-alone) yang berkaitan dengan aktiva.
5.
Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama dengan
pengembalian yang diperlukan
6.
Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian yang
diperlukan berubah:
a. Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasi.
b. Beta saham dapat berubah.
c. Penolakan investor terhadap risiko dapat berubah.
7. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah oleh Pemerintah Pasar Modal Indonesia, dalam hal ini khususnya Bursa Efek Jakarta.
Pasar modal memberikan pilihan investasi yang semakin banyak bagi perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memperoleh dana dalam mengembangkan perusahaannya, maupun investor untuk memperoleh tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi yang ditanamkan sebelumnya (capital gain). Tingkat pengembalian yang diharapkan berkaitan erat dengan risiko yang ditanggungnya, bila tingkat pengembalian yang diperoleh besar, maka risikonya juga besar, dan sebaliknya bila tingkat pengembalian yang diperoleh kecil, maka risikonya juga kecil, tetapi semuanya tergantung dari investor itu sendiri dalam menghadapi risiko.
a. Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasi.
b. Beta saham dapat berubah.
c. Penolakan investor terhadap risiko dapat berubah.
7. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah oleh Pemerintah Pasar Modal Indonesia, dalam hal ini khususnya Bursa Efek Jakarta.
Pasar modal memberikan pilihan investasi yang semakin banyak bagi perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memperoleh dana dalam mengembangkan perusahaannya, maupun investor untuk memperoleh tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi yang ditanamkan sebelumnya (capital gain). Tingkat pengembalian yang diharapkan berkaitan erat dengan risiko yang ditanggungnya, bila tingkat pengembalian yang diperoleh besar, maka risikonya juga besar, dan sebaliknya bila tingkat pengembalian yang diperoleh kecil, maka risikonya juga kecil, tetapi semuanya tergantung dari investor itu sendiri dalam menghadapi risiko.
Net Present Value
NPV (Net
Present Value) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang
telah
didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon
faktor
atau
dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan
datang
yang
didiskonkan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari
proyek yang direncanakan.
Arus
kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV)). yang
dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:
alt="{\displaystyle
{\frac {R_{t}}{(1+i)^{t}}}}" aria-hidden=true class=mwe-math-fallback-image-inline
v:shapes="_x0000_i1025">
dimana:
t -
waktu arus kas
i -
adalah suku bunga diskonto
yang digunakan
- arus kas
bersih (the net cash flow) dalam waktu t
Suku
bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama) dengan waktu arus kas. Bila
waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga juga dalam periode satu
tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan.
Future Worth Value
Nilai
yang akan datang atau future value adalah nilai uang di massa yang akan datang
dengan tingkat bunga tertentu.Future value atau nilai yang akan datang dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Fn
= P ( 1 + r ) n
Keterangan:
Fn
= ( Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
P = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Jangka Waktu ( tahun )
P = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Jangka Waktu ( tahun )
Rumus
diatas mengasumsikan bahwa bunga di gandakan hanya sekali dalam setahun, jika
bunga digandakan setiap hari , maka rumusnya menjadi:
FV
= PV ( 1 + r /360 ) 360.n
Contoh
:
Tanti
meminjam uang di suatu bank sebanyak Rp. 55.555.555 untuk jangka waktu 4 tahun,
dengan tingkat bunga 5% per tahun. Berapakah jumlah seluruh uang yang harus
dikembalikan Tanti pada saat pelunasan?
Dik
:
P
= 55.555.555
r
= 5% = 0,05
n
= 4
Dit
: F4 ?
Jawab
:
F4 =
P (1 + r )n
F4=
55.555.555 (1+(0,05))4
F4=67.528.125
Annual Worth Value
Annual worth analysis (analisis nilai tahunan) didasarkan pada konsep ekuivalensi dimana semua arus kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan dalam sederetan nilai uang tahunan yang sama besar pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (minimum attractive rate of return – MARR)
Hasil AW alternatif sama dengan PW dan FW, dimana AW = PW(A/P,i,n) dan AW = FW(A/F,i,n). Dengan demikian, AW dari setiap alternatif dapat dihitung juga dari nilai-nilai ekuivalen lainnya. Nilai AW alternatif diperoleh dari persamaan:
AW = R – E – CR
Dimana:
R = revenues (penghasilan atau penghematan ekuivalen tahunan)
E = expences (pengeluaran ekuivalen tahunan)
CR = capital recovery (pengembalian modal)
Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai AW ≥ 0 maka alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan NPV terbesar merupakan alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada bersifat independent, dipilih semua alternatif yang memiliki AW ≥ 0.
Capital Recovery
Capital recovery suatu alternatif ialah nilai seragam tahunan yang ekuivalen dengan modal yang diinvestasikan. Beberapa persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung CR adalah:
CR = I(A/P,i,n) – S(A/F,i,n)
CR = (I – S)(A/F,i,n) + I(i)
CR = (I – S)(A/P,i,n) + S(i)
Dimana:
I = investasi awal alternatif
S = nilai sisa di akhir usia pakai
n = usia pakai alternatif
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Contoh: Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp. 30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 1.000.000 per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan digunakan annual worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
Penyelesaiannya:
AW = 40000000(A/F,12%,8) – 30000000(A/P,12%,8) + 1000000
AW = 40000000(0,08130) – 30000000(0,20130) + 1000000
AW = -1787000
Oleh karena AW yang diperoleh < 0, maka pembelian peralatan baru tidak menguntungkan.
Internal Rate of Return
Internal
Rate of Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung
tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.
rumus:
IRR = lower discount rate + (NPV at lower % rate / distance between 2 NPV) * (Higher % rate - Lower % rate)
Contoh 1:
Sebuah proyek ini diharapkan memiliki Net Present Value dari $ 865 pada tingkat diskonto 20% dan NPV negatif dari $ 1.040 pada tingkat diskonto 22%. Hitung IRR.
Penyelesaian:
Jarak antara 2 NPV = 865 + 1040 = $ 1.905
IRR = + 20% (865 / 1905) * (22% - 20%) = 20,91%
Contoh 2:
Informasi berikut berhubungan dengan proyek investasi Venture Ltd:
Net Present Value (NPV) dengan biaya 25% dari modal: $ 1.714
NPV pada biaya 30% dari modal: ($ 2937)
Hitung Internal Rate of Return.
Penyelesaian:
Jarak antara 2 NPV = 1714 + 2937 = $ 4.651
IRR = + 25% (1714 / 4651) * (30% - 25%) = 26,84%
Jika IRR lebih besar dari biaya modal, terima proyek tersebut.
Jika IRR kurang dari biaya modal, tolak proyek tersebut.
rumus:
IRR = lower discount rate + (NPV at lower % rate / distance between 2 NPV) * (Higher % rate - Lower % rate)
Contoh 1:
Sebuah proyek ini diharapkan memiliki Net Present Value dari $ 865 pada tingkat diskonto 20% dan NPV negatif dari $ 1.040 pada tingkat diskonto 22%. Hitung IRR.
Penyelesaian:
Jarak antara 2 NPV = 865 + 1040 = $ 1.905
IRR = + 20% (865 / 1905) * (22% - 20%) = 20,91%
Contoh 2:
Informasi berikut berhubungan dengan proyek investasi Venture Ltd:
Net Present Value (NPV) dengan biaya 25% dari modal: $ 1.714
NPV pada biaya 30% dari modal: ($ 2937)
Hitung Internal Rate of Return.
Penyelesaian:
Jarak antara 2 NPV = 1714 + 2937 = $ 4.651
IRR = + 25% (1714 / 4651) * (30% - 25%) = 26,84%
Jika IRR lebih besar dari biaya modal, terima proyek tersebut.
Jika IRR kurang dari biaya modal, tolak proyek tersebut.
External Rate of Return
ERR (External Rate of Return) : jika hasil yang diperoleh diinvestasikan pada proyek lain dengan ROR yang berbeda. Disebut juga, reinvestment rate ( c )
SUMBER
http://liescholisoh.blogspot.co.id/2013/04/resiko-dan-tingkat-pengembalianya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/NPV
https://batangsungkai.wordpress.com/2012/05/22/annual-worth-analysis/
http://easylearn2010.blogspot.co.id/2011/10/internal-rate-of-return-irr_25.html
http://nurulfauuziyah.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-dan-perhitungan-present_29.html
http://liescholisoh.blogspot.co.id/2013/04/resiko-dan-tingkat-pengembalianya.html
http://liescholisoh.blogspot.co.id/2013/04/resiko-dan-tingkat-pengembalianya.html
http://mayorpelangi.blogspot.co.id/2010/04/aplikasi-aplikasi-hubungan-nilai-uang_20.html
Comments
Post a Comment